Sijunjung (SUMBAR).GP- Ada banyak tradisi yang diamalkan oleh masyarakat menjelang Ramadhan tiba diantaranya, ziarah kubur, balimau, mendoa, taklim "pengajian" dan lain sebagainya.
Diantara point di atas yang akan kita tulis ini adalah mendoa adalah satu kebiasaan di kampung saya, satu minggu menjelang ramadhan tiba "mendoa kerumah-rumah" diminggu terakhir pada bulan Sya'ban. Biasanya Abak "Ayah" saya jarang makan di rumah. Beliau selalu diundang untuk mendoa dari satu rumah ke rumah yang lainnya.
Mulai dari selepas zuhur, ashar, magrib dan Isya begitu terus keliling. Bahkan giliran mendoa di rumah sendiri sudah dipesankan beliau kepada saya, untuak mendoa di rumah Adi saja ya ? Adi (panggilan beliau kepada saya) . Abak mendoa ke luar "dalam hati saya, berkata karena diundang orang abak ndak bisa mendoa di rumahnya sendiri".
Ternyata tradisi di atas itu tidak di kampung saya saja, di tempat lain juga ada begitu. Walaupun ada sedikit perbedaan namun tujuannya juga sama mendoa ke rumah-ke rumah. Ada juga yang dilakukan di rumah gadang persuku yang dihadiri ninik mamak dan warga suku tersebut, tujuannya agar warga satu suku (kaum) itu dapat dikumpulkan disatu rumah gadang.
Begitu juga dengan suku lainnya, disamping mempersingkat waktu juga lebih efesien. Bertemu anak, cucu, mamak dan kemenakan. Sejak kapan tradisi ini ada saya tidak tahu. Sebab sudah ada saja sebelum saya lahir. Tradisi (adat) suatu tempat itu bisa dijadikan dasar dalam agama (hukum), sehingga lahirlah satu qaidah dalam ushul fiqih :
العادة محكمة
Landasannya karena ada ucapan Nabi ﷺ
مارآه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن*
Sesuatu yang menurut pandangan kaum muslimin baik maka di sisi Allah juga baik.
Hadist diatas diterima dari Sahabat Abdullah bin Mas'ud di riwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya. "Lihat Asybah wan Nazhair halaman 63 karya Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakar Assuyuthi (911H)"
Waallahu A'lam
#GP | Sijunjung | 18 Maret 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar