Sijunjung(SUMBAR).GP- Masyarakat Nagari Tanjung, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung kembali mengaktifkan kegiatan Bakaua Adat, setelah vakum selama 16 tahun.
Hal itu dikemukakan oleh Wali Tanjung Mukhrin, S. HI.,MA di kediamannya, Minggu 16/2/2020).
Kegiatan bakaua adat yang selama ini tidak terlaksana, ujar wali ini, karena kurangnya kebersamaan di pihak ninik mamak, ulama, dan tokoh masyarakat.
"Hal ini kita sikapi cepat, dengan mempersatukan semua unsur masyarakat yang dimotori pemerintahan nagari. Sebab perpecahan akan menganggu segala bentuk pembangunan",tutur wali yang ceriah dan agamais ini pada media online www.goparlement.com.
Kegiatan bakaua adat itu memang perlu dibumikan kembali, sebab tutur wali ini bertujuan melestarikan budaya yang dilakukan oleh pendahulu, jika mulainya turun ke sawah. Hal itu, tukuknya, supaya turun ke sawah serentak, bibit padi yang sama, dan sekaligus diawali gotong royong membenahi saluran/ bandar air.
Menanggapi pertanyaan media ini, Mukhrin mengutarakan, kegiatan bakaua adat itu sangat besar manfaatnya, karena akan dapat menjalin silaturrahmi masyarakat, bisa makan bersama, doa bersama, dan yang lebih penting lagi kembali melestarikan kegiatan yang bernuansa Islam, yaitu adat basandi syarak, syarak badandi kitabullah.
Mempersatukan semua unsur masyarakat dalam Nagari Tanjung, sebut wali ini menjadi prioritas baginya, karena tanpa persatuan dan kesatuan tentu akan menghalang program pemerintahan nagari.
Namun niat baik pemerintahan nagari di bawah kepemimpinannya, sitangan dingin ini, semua unsur masyarakat Tanjung kembali, "ka ilie sarangkaua dayuang, ka mudiak saantak gala, saciok bak ayam, sadanciang bak basi".ujarnya
#GP | YC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar