Sijunjung(SUMBAR).GP – Mengangkat tema “Perguruan Tinggi Berdampak: Pilar Inovasi, Sains, dan Solusi dalam Mewujudkan Indonesia Emas”, kuliah umum STIT Al-Yaqin Muaro Sijunjung berlangsung meriah, Minggu siang (31/08/2025). Kegiatan yang dimoderatori Yusriandi, M.Hum., Wakil Ketua Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, dihadiri oleh civitas akademika kampus, perwakilan yayasan, dan tamu undangan lainnya.
Dikutip dari portal http: //stitalyaqin.ac.idKetua STIT Al-Yaqin Muaro Sijunjung, Awang Ringgit, M.Sy., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kuliah umum ini merupakan alek akademik penting bagi civitas akademika kampus. “Selamat datang Bu Prof. Fani di STIT Al-Yaqin Muaro Sijunjung. Terima kasih sudah berkenan menyahuti undangan kami. Kepada para hadirin dan tamu undangan, kami ucapkan terima kasih sudah meluangkan waktu. Juga kepada segenap panitia dan mahasiswa yang bahu-membahu menyukseskan kegiatan ini” ujarnya.
Ketua kelima STIT Sijunjung tersebut menambahkan bahwa kuliah umum bukan sekadar perayaan sebagai penanda aktivitas perkuliahan akan dimulai. Lebih dari itu, kuliah umum sejatinya adalah momentum bertemunya hal-hal yang bermanfaat di tempat yang baik. “Kuliah umum sesungguhnya adalah tempat kita bisa bertemu secara langsung, bertukar pikiran, serta mendapatkan informasi dan pengetahuan baru. Untuk tujuan mulia tersebut, mari kita ikuti kegiatan kuliah umum ini secara baik dari awal sampai akhir. Apalagi temanya sangat menarik dan kekinian. Kepada Ibu Prof. kita persilahkan menyampaikan segenap ide dan pemikirannya dengan seluas-luasnya. Terakhir, izinkan kami menginformasikan bahwa yang mengaji tadi adalah hafizah 30 juz. Insya Allah, bulan November nanti dua orang mahasiswa kita akan melaksanakan PPL ke Malaysia. Mohon doa kita semua. Terima kasih” tukuknya.
Prof. Zulfani Sesmiarni, M.Pd., dari UIN Sjech Djamil Djambek Bukittinggi, memulai pemaparannya tentang pengertian perguruan tinggi berdampak. “Yang dimaksud berdampak itu adalah yang bermanfaat, yang berguna, dan yang bernilai. Dengan demikian, kampus bukan lagi seperti menara gading yang berjarak dari masyarakat sekitar dan bangsanya sendiri. Kampus memiliki kontribusi terhadap kehidupan masyarakat dan bangsa. Perguruan tinggi harus berkontribusi, dosen harus berkontribusi, dan mahasiswa juga punya sumbangsih kongkrit” terang narasumber kelahiran Tanjung Ampalu Sijunjung tersebut.
Guru Besar Teknologi Pendidikan itu melanjutkan bahwa dewasa ini perguruan tinggi berdampak merupakan sebuah keniscayaan. “Perguruan tinggi berdampak adalah kampus yang mau melakukan transformasi. Kampus harus berubah dari teaching university menuju impact university. Kenapa harus berdampak? Mengapa harus bertransformasi? Jawabannya antara lain karena sudah menjadi tuntutan zaman, sebagai kunci menuju Indonesia Emas 2045, menjalankan amanat konstitusi dan undang-undang, serta untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap kampus” ujar profesor muda yang bersuku Batupaek ini.
Dosen Pascasarjana UIN Bukittinggi itu juga mengetengahkan tentang karakteristik perguruan tinggi berdampak. “Diantara ciri atau karakteristik perguruan tinggi berdampak adalah menghasilkan inovasi yang aplikatif, melakukan kolaborasi lintas sektoral, memberdayakan masyarakat melalui pengabdian yang berbasis riset, menghasilkan lulusan yang berkualitas, serta berperan aktif dalam menentukan kebijakan publik. Sekarang kampus tidak lagi sebatas pencetak ijazah, melainkan dituntut berperan aktif dalam pembangunan nasional, kesejahteraan masyarakat, memberikan solusi terhadap problem sosial, serta meningkatkan daya saing bangsa” ungkap penasehat Ikatan Mahasiswa Sijunjung (IMAS) Bukittinggi ini.
#GP | Herman | Yap
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar