JUJUR SAJA LAH…

 Oleh : Taufiqurrahman 

Sijunjung (SUMBAR).GP-  Kadang kita dibikin repot oleh ulah dan janji-janji kita sendiri.. 

Seorang bapak berjanji pada  anaknya, “jika kamu menang lomba ini, bapak akan belikan kamu sepeda motor NMax yang baru…!” mendapatkan janji seperti itu, anaknya jadi bersemangat dan akhirnya menang. 

Sekarang tinggal si Bapak harus memenuhi janjinya. Ternyata setelah ditanya sana sini si bapak baru tahu kalau motor NMax itu mahal, uang tak cukup. Akhirnya si bapak ngomong ke anaknya, kalau sepeda motor NMax itu terlalu besar, tidak cocok dengan badanmu yang kecil, bagaimana kalau bapak belikan motor Vario saja..! anaknya setuju saja, mau NMax atau Vario sama sajalah, yang penting dapat motor…. hi hi.

Setelah ditanya ke dealer, ternyata Sepeda Motor Vario juga masih mahal. Uang si bapak masih gak cukup. Akhirnya si bapak terpaksa keliling kampung mencari dukungan, menarik pajak dari saudara-saudara terdekat, om, tante, pak De, Bu De, bahkan ibu mertua dan bapak mertuapun tak luput dipajakin. Budget belanja rumahpun dikempit. Belanja pekan ke pekan dikurangi. Uang jajan anak sekolah di potong. Infak dan sedekah ditiadakan. 

Setelah segala upaya dilakukan, namun belum juga mencukupi untuk beli Vario. Bahkan Loby luar negeripun dimainkan. Si Bapak sampai safari ke luar negeri minta bantuan para kepala kampung tetangga. Semuanya menjanjikan akan memberi bantuan. Tapi entah bantuan entah hutang, tak tahu lah. Namun setelah dikumpulkan dengan uang yang dimiliki, ternyata  masih belum cukup untuk membeli motor Vario ini. 

Tak kehabisan akal, akhirnya si bapak mengajukan proposal ke Baznas, mengajukan bantuan  pembelian  sepeda motor Vario untuk anaknya. Baznas menolak mentah-mentah, karena pembelian sepeda motor tidak masuk  dalam asnaf yang delapan. Dana yang ada di Baznas ini adalah dana ummat, tidak bisa dugunakan sembarangan. Harus sesuai ketentuan syariat, demikian kata pengurus Baznas.

Karena sudah mentok kesana sini, akhirnya si Bapak Kembali membujuk anaknya, kalau sepeda motor vario itu juga terlalu besar untukmu, bagaimana kalau kita ganti dengan sepeda motor Beat saja..? anaknya bingung, sebenarnya dia tak masalah dengan motor besar atau kecil, toh nanti dia akan tumbuh menjadi anak yang besar juga… karena manut pada bapaknya, Kembali si anak setuju saja.

Ditanya lagi ke dealer, ternyata motor beat juga mahal. Semua dana yang terkumpul masih belum cukup. Kembali si Bapak melobi anaknya. Bagaimana kalau bapak belikan motor Beat seken saja, toh sama saja. Sama sama motor. yang baru dan yang seken sama saja. Yang seken juga bagus, juga bisa melaju kencang….! Kata si bapak membujuk anaknya.

Anaknya tambah bingung, dan mulai ragu dengan bapaknya, “terserah bapak lah…!” jawab anaknya tak berselera. Dari Nmax baru turun menjadi Beat seken. Menurun drastis dari janji semula. Sudah jauh dari ekspektasi. si Bapak baru sadar, ternyata berat sekali memenuhi janji. Mungkin awalnya si bapak asal ngomong. Nawarin beli NMax, tapi nggak ngukur kemampuan. Yang penting janji dulu, realisasi belakangan.

Sebenarnya ada cara mudah untuk menyelesaikan, asal si bapak turunkan gengsi. Tinggal berterus terang saja. Jujur saja. Yang dibutuhkan adalah pidato yang jujur dari si bapak di meja makan. Tak perlu berapi api, namun tulus dari hati ke hati. 

Kumpulkan semua anggota keluarga saat makan malam. Terutama si anak yang dijanjikan sepeda motor Nmax itu. Jelaskan dengan jujur, bahwa sebenarnya bapak tidak mampu memenuhi janji untuk membelikanmu sepeda motor. Bapak menyampaikan itu agar kamu bersemangat dalam memenangkan lomba untuk menjadi juara. Sampaikan maaf. Selesai.

Anak dan keluargamu pasti akan maklum. Toh dia tidak butuh-butuh amat sepeda motor. Dia juga tak ingin melihat anda pontang panting mencari hutang ke sana kemari, apalagi harus menggadaikan sertipikat rumah segala untuk membeli sepeda motor. Tidak. Mereka lebih membutuhkan rumah yang nyaman daripada motor yang harus dihutang. 

Kadang, janji yang kita buat telah merepotkan kita sendiri.

#GP | Sijunjung | 21 Januari 2025.