GOPARLEMENT.COM- Sebuah pengakuan mengejutkan datang dari Mahfud MD, yang membuka tabir alasan pribadi di balik keinginan Sri Mulyani untuk mundur dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan.
Dalam pernyataannya baru-baru ini, Mahfud mengungkapkan bahwa Sri Mulyani bahkan sempat menitikkan air mata saat menyampaikan isi hatinya.
Momen emosional itu terjadi ketika Sri Mulyani mencurahkan beban yang ia rasakan selama menjabat sebagai bendahara negara.
Mahfud MD menyebut bahwa tangisan Sri Mulyani mencerminkan tekanan yang luar biasa, yang akhirnya mendorongnya untuk memilih mundur dari posisi strategis tersebut.
Menurut Mahfud, terdapat dua alasan utama yang melatarbelakangi keinginan Sri Mulyani untuk meninggalkan kursi Menteri Keuangan.
Meski Mahfud tidak merinci kedua alasan tersebut secara spesifik dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa curahan hati itu disampaikan langsung oleh Sri Mulyani dengan nada penuh kesedihan.
Perjalanan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan pun resmi berakhir pada Selasa, 9 September 2025.
Dalam seremoni serah terima jabatan yang berlangsung di Jakarta, Sri Mulyani secara resmi menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Purbaya Yudhi Sadewa, yang kini dipercaya Presiden Prabowo Subianto untuk memimpin Kementerian Keuangan ke depan.
Pergantian posisi Menteri Keuangan ini merupakan bagian dari reshuffle kabinet terbaru yang dilakukan oleh Presiden Prabowo.
Keputusan tersebut sempat menggemparkan publik dan memicu perbincangan luas di media sosial maupun di ruang-ruang diskusi politik.
Banyak pihak merasa terkejut dengan perubahan ini, meski sebenarnya isu pengunduran diri Sri Mulyani sudah sempat beredar sejak beberapa waktu sebelumnya.
Sebagai sosok yang telah lama dikenal memiliki integritas tinggi dan reputasi internasional dalam bidang keuangan, mundurnya Sri Mulyani dari kabinet tentu menjadi sorotan.
Tak sedikit yang mengaitkan keputusan tersebut dengan dinamika internal pemerintahan serta tekanan yang mungkin dihadapinya selama menjabat.
Hal tersebut juga diakui oleh Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD.
Diakui Mahfud, isu Sri Mulyani sudah sejak lama ingin mengakhiri jabatanya sebagai Menteri Keuangan sudah diketahui sejak lama.
Namun di tahun-tahun lalu, isu tersebut cuma kabar angin yang tak diketahui kebenarannya oleh Mahfud.
Berbeda dengan di tahun 2025 ini, Mahfud MD mengaku telah memastikan kebenaran dari isu Sri Mulyani minta mundur dari jabatan Menteri.
Bahkan kata Mahfud, Sri Mulyani sampai dua kali mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Prabowo Subianto.
"Saya mendengar beliau (Sri Mulyani) memang, kalau yang dari dulu saya dengar juga tapi belum mendalami, tapi yang akhir-akhir sampai pemecatannya ini, saya mendengar bahwa beliau memang sampai dua kali minta mengundurkan diri kepada Presiden Prabowo tapi belum dikabulkan sampai akhirnya di-reshuffle," ungkap Mahfud MD dalam tayangan Youtube Leon Hartono, Kamis (11/9/2025).
Diungkap Mahfud, Sri Mulyani memang telah lama mengajukan pengunduran diri ke Presiden Prabowo.
Pengajuan itu akhirnya diterima Prabowo dalam bentuk reshuffle kabinet di awal September 2025 lalu.
"Ya istilahnya diganti, tapi sebenarnya proses yang mendahului untuk bu Sri Mulyani itu ya beliau mengajukan permohonan pengunduran diri dan itu disampaikan ke beberapa teman, dia sudah mengajukan pengunduran diri tapi belum dijawab, akhirnya diberhentikan dengan reshuffle, sama saja," ujar Mahfud MD.
Lebih lanjut, Mahfud mengurai dua alasan Sri Mulyani ingin segera menyudahi perannya sebagai menteri.
Alasan pertama, Sri Mulyani kecewa karena negara tak hadir melindunginya secara maksimal saat rumahnya dijarah.
Perihal penjarahan, Sri Mulyani tetap berpikiran positif.
Namun saat menyadari bahwa tak banyak aparat yang datang menjaga rumahnya saat penjarahan terjadi, Sri Mulyani kecewa berat.
"Beliau (Sri Mulyani) sangat kecewa saya dengar 'kenapa rumah saya sampai dijarah seperti itu, negara tidak memberikan perlindungan yang cukup'. Kalau negara bisa mengatakan 'itu kan terjadi tiba-tiba'. Tapi semestinya diantisipasi kan, kalau sudah terjadi di rumah Sahroni, meskinya di tempat pejabat itu dijaga," kata Mahfud MD.
Diceritakan Mahfud, memang rumah Sri Mulyani baru dijaga ketat aparat setelah terjadi penjarahan kedua.
"Di rumah dia (Sri Mulyani) itu ketika terjadi penjarahan pertama, dia telepon ke pejabat berwenang, dikirim TNI tapi sedikit. Dua jam kemudian datang lagi penjarahan. Baru dikirim (TNI) agak banyak, tapi udah terlanjur dijarah juga," pungkas Mahfud.
Lalu alasan kedua, Sri Mulyani mengaku sedih karena ia bak disamakan dengan sosok Ahmad Sahroni.
Sri Mulyani tak terima kenapa rumahnya ikut dijarah sama seperti yang terjadi pada anggota DPR Sahroni.
"Yang saya dengar sih keluhannya (Sri Mulyani) 'saya sih enggak apa-apa orang menjarah mungkin karena butuh. Tapi saya tetap kecewa karena penjagaan dari aparat kurang'. Yang kedua 'saya disamakan dengan Sahroni'. Disamakan dengan Sahroni itu kan enggak enak. Dia nangis di situ, katanya. Kalau katanya ini artinya dari sumber-sumber yang pernah bertemu langsung dengan bu Sri Mulyani dan bisa dipercaya," ujar Mahfud MD.
Perihal penyebab rumah Sri Mulyani tak dijaga ketat sebelum penjarahan, Mahfud mengurai analisanya.
"Saya kira alasannya sederhana, mungkin orang tidak menduga sehingga penjagaannya biasa saja. Mungkin karena bu Sri Mulyani dianggap bersih, enggak akan ada apa-apa. Tapi kok tiba-tiba datang, baru minta bantuan. Tapi sudah itu datang banyak lagi, baru datang pengamanan sesudah penjarahan terjadi," imbuh Mahfud MD.
Atas penggantian jabatan Menteri Keuangan dari Sri Mulyani, Mahfud tampak kecewa.
Sebab kata Mahfud, Sri Mulyani nyatanya memenuhi syarat penting seorang pejabat yang baik.
"Bu Sri Mulyani itu memenuhi tiga syarat yang diperlukan untuk menjabat. Satu, profesionalisme dia sangat kompeten. Kedua, track record luar biasa di nasional sampai internasional. Integritasnya juga bagus, saya kenal dan dia bagus,"
Sri Mulyani merupakan Menteri Keuangan yang sudah 15 tahun menjadi Menteri Keuangan.
Ia pertama kali menjabat sebagai Menteri Keuangan di tahun 2005 sampai 2010 era Presiden SBY.
Setelah tak lagi menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani pun diamanahkan posisi sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia tahun 2010.
Hingga akhirnya di tahun 2016, Sri Mulyani dipilih oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Keuangannya.
Jabatan sebagai Menteri Keuangan itu diemban Sri Mulyani hingga tahun 2024.
Lalu di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Sri Mulyani kembali mengemban amanah yang sama yakni menjadi Menteri Keuangan.
Namun belum setahun menjabat, Sri Mulyani digantikan dengan Purbaya Yudhi Sadewa sejak 8 September 2025.
#Ce | Sumber: TribunNewsmaker | TribunBogor






Tidak ada komentar:
Posting Komentar