Sijunjung (SUMBAR).GP- Kisah miris datang dari Jorong Sungai Gemuruh, Nagari Padang Laweh Selatan, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.
Dua bersaudara, Ramzi dan Ribi, terpaksa berhenti sekolah dan kini menghabiskan hari-hari mereka hanya dengan bermain.
Ibu mereka, Yanti, mengungkapkan kondisi tersebut saat ditemui di kediamannya, Kamis (7/8/2025). Ia mengaku kedua anaknya tidak lagi melanjutkan pendidikan, dan bahkan belum lancar membaca.
“Dulu Ribi pernah sekolah di SD negeri di sini, bahkan sempat jadi ketua kelas. Tapi sekarang dia tidak mau lagi sekolah. Melihat kakaknya, Ramzi, juga tidak sekolah, adiknya ikut-ikutan berhenti,” ujar Yanti.
Menurut Yanti, salah satu penyebab Ribi enggan bersekolah adalah ucapan gurunya yang menyarankan untuk pindah ke pendidikan paket karena dianggap tidak akan mendapatkan ijazah di sekolah tersebut.
Upaya untuk melanjutkan pendidikan ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang berjarak sekitar tiga kilometer pun terhambat.
“Kami tidak punya motor. Dulu ada, tapi sudah dibawa ayah kandung mereka setelah kami bercerai,” jelasnya.
Kasus ini menambah daftar anak putus sekolah di wilayah tersebut. Faktor ekonomi, rendahnya minat sekolah, serta perceraian orang tua menjadi penyebab dominan yang memutus kesempatan anak-anak mendapatkan pendidikan layak.
#GP | Herman | Sumber KONGKRIT.COM
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar