MENTELADANI KELUARGA NABI IBRAHIM AS - Go Parlement | Portal Berita

MENTELADANI KELUARGA NABI IBRAHIM AS

Jumat, Juni 06, 2025

 


Oleh : Syofian Hendri ,S.Pd.I MM


Sijunjung(SUMBAR).GP- Anggota DPRD Provinsi Sumbar dari FPKS Ustadz Syofian Hendri, S.Pd.I.MM bertindak sebagai Khatib Idul Adha di Jorong Pasar Sijunjung, Nagari Sijunjung, Kecamatan Sijunjung, Jumat (6/6/2025).


Berikut ditayangkan sebagian dari khotbah beliau sebagai berikut;


Peristiwa yang sangat inspiratif terjadi pada keluarga nabi Ibrahim AS dalam membangun peradaban manusia sehingga bisa dijadikan referensi dan contoh sepanjang masa dan zaman.


Sifat beliau yang sangat pemberani', cerdas,  cermat serta lurus dalam berdakwah membawa semua penghalang dihadapi dengan gagah berani' tanpa takut.

Ada lima jenis keberanian nabi Ibrahim AS dalam membangun masyarakat Mesir yang mulia dan penuh tanggung jawab.



Keluarga Nabi Ibrahim AS adalah contoh keluarga yang sangat taat kepada Allah SWT baik dan patut diteladani oleh segenap keluarga Muslim. Berikut beberapa sifat dan perilaku keluarga Nabi Ibrahim yang dapat diteladani:


Sifat dan Perilaku Nabi Ibrahim

1. Ketaatan kepada Allah: Nabi Ibrahim sangat taat kepada Allah SWT dan menjalankan perintah-Nya dengan penuh kesabaran dan ketabahan.

2. Keimanan yang Kuat: Nabi Ibrahim memiliki keimanan yang kuat dan tidak pernah ragu-ragu dalam menjalankan perintah Allah SWT.

3. Kesabaran dan Ketabahan: Nabi Ibrahim menunjukkan kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan.


Sifat dan Perilaku Siti Sarah

1. Kesabaran dan Ketabahan: Siti Sarah menunjukkan kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan.

2. Keimanan yang Kuat: Siti Sarah memiliki keimanan yang kuat dan percaya kepada Allah SWT.


Sifat dan Perilaku Nabi Ismail

1. Ketaatan kepada Allah: Nabi Ismail sangat taat kepada Allah SWT dan menjalankan perintah-Nya dengan penuh kesabaran dan ketabahan.

2. Kesabaran dan Ketabahan: Nabi Ismail menunjukkan kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dalam menghadapi ujian dan cobaan.


Teladan yang Dapat Diambil adalah;

1. Ketaatan kepada Allah: Kita dapat meneladani ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kepada Allah SWT.

2. Kesabaran dan Ketabahan: Kita dapat meneladani kesabaran dan ketabahan Nabi Ibrahim, Siti Sarah, dan Nabi Ismail dalam menghadapi ujian dan cobaan.

3. Keimanan yang Kuat : Kita dapat meneladani keimanan yang kuat dari Nabi Ibrahim dan Siti Sarah.


Dengan meneladani sifat dan perilaku keluarga Nabi Ibrahim, kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT.


Dapat disimpulkan bahwa keluarga Nabi Ibrahim adalah: 


Pertama; Keluarga harmonis takut pada Allah SWT


اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَا نَ اُمَّةً قَا نِتًا لِّـلّٰهِ حَنِيْفًا ۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ 


"Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah),"

(QS. An-Nahl 16: Ayat 120)




Kedua ; Keluarga yang harmonis selalu bersyukur


شَا كِرًا لِّاَنْعُمِهِ ۗ اِجْتَبٰٮهُ وَهَدٰٮهُ اِلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْمٍ


"dia mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Allah telah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus."

(QS. An-Nahl 16: Ayat 121)


وَاٰ تَيْنٰهُ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ۗ وَاِ نَّهٗ فِى الْاٰ خِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيْنَ 


"Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia, dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang yang saleh."

(QS. An-Nahl 16: Ayat 122)


Ketiga ;  Keluarga  harmonis karena terbebas dari kemusyrikan


ثُمَّ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ اَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗ وَمَا كَا نَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ


"Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik.""

(QS. An-Nahl 16: Ayat 123)



Keempat; Keluarga yang harmonis siap berqurban untuk ketaatan kepada Allah SWT walaupun harus menyembelih putranya


فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ


"Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail)."

(QS. As-Saffat 37: Ayat 101)


فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ


"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.""

(QS. As-Saffat 37: Ayat 102)


فَلَمَّاۤ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِ 


"Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah)."

(QS. As-Saffat 37: Ayat 103)


وَنَا دَيْنٰهُ اَنْ يّٰۤاِبْرٰهِيْمُ 


"Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim!"

(QS. As-Saffat 37: Ayat 104)


قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا ۚ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ


"Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik."

(QS. As-Saffat 37: Ayat 105)



Kelima ; Nasehat bijak dari nabi Ibrahim AS


الَّذِيْ خَلَقَنِيْ فَهُوَ يَهْدِيْنِ 


"(yaitu) yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku,"

(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 78)

وَ الَّذِيْ هُوَ يُطْعِمُنِيْ وَيَسْقِيْنِ 


"dan yang memberi makan dan minum kepadaku;"

(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 79)


وَاِ ذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ 


"dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,"

(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 80)


وَا لَّذِيْ يُمِيْتُنِيْ ثُمَّ يُحْيِيْنِ 


"dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),"

(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 81)


رَبِّ هَبْ لِيْ حُكْمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِا لصّٰلِحِيْنَ 


"(Ibrahim berdoa), 

"Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,"

(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 83)


وَا جْعَلْ لِّيْ لِسَا نَ صِدْقٍ فِى الْاٰ خِرِيْنَ 


"dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,"

(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 84)


وَا جْعَلْنِيْ مِنْ وَّرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيْمِ 


"dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan,"

(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 85)


وَا غْفِرْ لِاَ بِيْۤ اِنَّهٗ كَا نَ مِنَ الضَّآلِّيْنَ 


"dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat,"

(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 86)



Keenam ;  Kajian Tafsir Ibnu Katsir tentang nikmat yang banyak

Al-Kautsar, ayat 1-3


إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3)


Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus.'


Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Fudail, dari Al-Mukhtar ibnu Fulful, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) menundukkan kepalanya sejenak, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Beliau bersabda kepada mereka, atau mereka bertanya kepada beliau (shallallahu 'alaihi wasallam)., "Mengapa engkau tersenyum?" Maka Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) menjawab, "Sesungguhnya barusan telah diturunkan kepadaku suatu surat." Lalu beliau membaca firman-Nya: Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar. (Al-Kautsar: l), hingga akhir surat. Lalu Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda, "Tahukan kalian, apakah Al-Kautsar itu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah bersabda:


«هُوَ نَهْرٌ أَعْطَانِيهِ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ فِي الْجَنَّةِ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ، تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدَ الْكَوَاكِبِ يُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ، فَأَقُولُ يَا رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِي، فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ»


Al-Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga, padanya terdapat kebaikan yang banyak, umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat; jumlah wadah-wadah (bejana-bejana)nya sama dengan bilangan bintang-bintang. Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari umatku.” Maka dikatakan, "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu."


Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad Sulasi ini dan juga konteks yang sama dari Muhammad ibnu Fudail, dari Al-Mukhtar ibnu Fulfill, dari Anas ibnu Malik.


Telah disebutkan sehubungan dengan gambaran tentang telaga ini di hari kiamat, bahwa tercurahkan kepadanya air dari langit melalui dua talang, dan bahwa bejana-bejananya bilangannya sama dengan bintang-bintang di langit. Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui jalur Ali ibnu Mis-har dan Muhammad ibnu Fudail; keduanya dari Al-Mukhtar ibnu Fulfill, dari Anas.


#GP | Sijunjung | 6 Juni 2025.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JMSI

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS