Sijunjung (SUMBAR).GP- Ratusan siswa-siswi SMKN 1 Sijunjung ikuti Pesantren Ramadhan 1446 H di Masjid Istiqomah Nagari Limo Koto Kecamatan Koto VII, Senin (10/3-2025) berlangsung khidmat.
Kegiatan Pesantren Ramadhan tersebut, di pandu oleh pemateri tunggal dari Waketum LKAAM Provinsi Sumatera Barat, H Epi Radisman Dt Paduko Alam SH dengan kocak menyampaikan materinya "Adab Pergaulan Sumbang Duo Baleh sebagai Warisan Budaya Minangkabau" dihadapan sekitar 4 ratusan siswa-siswi berserta majelis guru SMKN setempat.
Dan lebih rinci lagi sang Datuk menjelaskan bahwa Sumbang Duo Baleh itu bukanlah sebuah kesalahan, akan tetapi bila tidak di indahkan, mengakibatkan jatuhnya harkat dan martabat bagi anak Minangkabau yang melanggarnya.
Misalnya, Sumbang Karajo : kedapatan seorang perempuan mengambil petai dengan cara memanjatnya, dan seorang laki-laki menggiling cabe di dapur, tukuk sang Datuk mencontohkan nya.
Saking menariknya untaian kata-kata Sang Datuk Paduko Alam, tiba-tiba seorang siswi kelas X (sepuluh) berjurusan Akutansi, dengan panggilan kesayangannya "Mayang", turut menyampaikan perasaannya "alangkah indahnya aturan peradaban kita Minangkabau ini ya Angku Datuak ?
Walaupun tidak tertulis, tapi cukup mengikat dan membentuk karakter diri kita masing-masing orang Minang, terutama terhadap kelangsungan kehidupan yang beretika dimanapun berada, tukuk Mayang.
Disela-sela acara Pesantren Ramadhan 1446 H yang diselenggarakan oleh SMKN 1 Sijunjung tersebut , pak guru Drs Irwandi Sutan Bagindo yang sekaligus pengampu mata pelajaran Seni dan Budaya di sekolah itu, merasa gembira dan berterima kasih atas penyampaian Datuk Paduko Alam, bahkan spontan beliau berjanji "akan selalu mengingatkan dan menerapkan" norma-norma Adat Minangkabau berupa Sumbang 12 itu, dikalangan siswa-siswi nantinya.
# GP | era
%20(4).jpg "IMG-20250724-WA0008%20(1)%20(4)")
.jpg "IMG-20231220-WA0017(1)")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar