Sijunjung (SUMBAR).GP - Kepala SMKN 1 Sijunjung, Jufri, S.Pd mengatakan, saking ramainya siswa-siswi SMKN 1 Sijunjung dalam mengikuti Pesantren Ramadhan 1446 H (1278 orang - Red), maka lokasi kegiatannya dilaksanakan pada 2 (dua) tempat yakni di Masjid Istiqomah (10/3-2025) dan di Masjid Babul Khairat (13/3-2025).
Pada kesempatan kegiatan Pesantren tahun 1446 H berlangsung, juga tampak dihadiri Kepala sekolahnya Jufri Dt Bandaro Sati, S Pd sembari menjelaskan kepada media GP bahwa untuk saat ini SMKN 1 Sijunjung telah memiliki sembilan (9) jurusan dengan personil pengajar alias guru sebanyak 74 orang serta 18 orang tenaga Tata Usaha.
"SMKN 1 Sijunjung saat ini (2025 - red) sudah hampir berusia setengah abad dan rasanya sudah dapat dikatakan berkembang secara pesat dengan management tertib," tukuk Sang Kepala Sekolah yang juga seorang Ninik Mamak.
Se-kaitan dengan kegiatan Pesantren Ramadhan ini, sungguh sangat berdampak positif terhadap anak didiknya dan generasi penerus Minangkabau untuk masa yang akan datang, apalagi Nara sumber kita H Epi Radisman Dt Paduko Alam SH Waketum LKAAM Provinsi Sumatera Barat dengan jelas dan tegas, menguraikan pointer-pointer norma adat yang disebut dengan Sumbang Duo Baleh itu, tukuk Jufri dengan nada datar.
Dalam kondisi sibuk panitia pelaksana Pesantren Ramadhan SMKN 1 Sijunjung , buk guru bernama Fiskha Haryetti, S.Pd.I ditemui disela-sela kesibukannya, sempat berucap " sungguh senang hati menyelenggarakan kegiatan Pesantren Ramadhan tahun 1446 H ini, berterimakasih banyak kehadapan Nara sumber Angku Datuak Paduko Alam dengan tidak basa-basi telah menyampaikan dengan bahasa Adat Minangkabau dihadapan kita semua.
Uraian Sumbang Duduak khusus untuk kami kaum perempuan hendaklah duduaknya "BASIMPUAH", kendatipun dalam berpakaian baju kurung dan berjilbab;
Pucuak sinyali-nyali linteh,
Pucuak Surian mudo-mudo,
Diateh langik Kito bakomeh,
Inyo lah dibaliak itu Pulo.
Suara buk guru menirukan kiasan Sang Datuk Paduko Alam.
Bahkan seorang guru SMKN 1 Sijunjung lainya, Erwan Iswandi Dt Bandaro Hitam S.Pd.I., sang Pemandu Budaya Adat Minangkabau (BAM) disekolah itu, mengungkapkan, dari lubuk hatinya yang amat dalam berharap, agar prilaku-prilaku sumbang menurut Adat Minangkabau tersebut, jangan sampai terjadi pada diri masing-masing anak didik-ku, dimanapun anda berada nantinya, karena perbuatan yang "Buruak Cando" itu, dapat menjatuhkan harkat dan martabat diri bagi pelanggarnya.
Akhirnya Kepala sekolah yang juga sebagai Pemangku Adat dengan gelar Datuak Bandaro Sati itu, dihalaman Masjid Babul Khairat, sempat menyatakan dan bertekad untuk tetap selalu melaksanakan kegiatan yang sama untuk tahun-tahun berikutnya.
#GP | era.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar