Sijunjung (SUMBAR).GP- Sijunjung sebagai kabupaten tertua dibandingkan dengan pemekarannya seperti Kota Sawahlunto dan Kabupaten Dharmasraya, seharusnya sudah lebih maju. Namun, kenyataannya masih jauh tertinggal dalam berbagai aspek. Sebagai putra daerah yang telah lama merantau dan kini kembali ke kampung halaman, saya merasa miris melihat kondisi yang ada saat ini.
Demikian itu diungkapkan oleh Ramadhan Fitria,M.Pd.,putra Nagari Muaro yang kini sebagai Pimpinan Cendikia Muslim Islamic School Jorong Pale Pematang Panjang, Kecamatan Sijunjung, Senin(17/2)
Dikatakannya, ketertinggalan ini bukan hanya tentang infrastruktur yang terbatas, tetapi juga tentang pola pikir masyarakat yang masih harus berkembang. Mindset yang belum siap menghadapi era modern dan kompetitif menjadi salah satu kendala utama. Jika kita ingin maju, maka perubahan harus dimulai dari pola pikir yang lebih terbuka terhadap perkembangan zaman, inovasi, dan kerja sama.
Tak hanya itu, pelayanan publik juga masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah daerah. Sektor-sektor penting yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan, dan perizinan, masih perlu peningkatan signifikan.
Aparatur Sipil Negara (ASN), yang digaji dari APBD yang bersumber dari masyarakat, memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan pelayanan prima. Jika pelayanan belum maksimal, maka wajar jika masyarakat menuntut perbaikan.
Namun, membangun Sijunjung bukan hanya tugas pemerintah semata. Ini adalah tanggung jawab kita bersama! Pemerintah memang memiliki peran strategis, tetapi masyarakat, termasuk para perantau, juga harus turun tangan.
Mari kita mulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Jika setiap individu berkomitmen melakukan perubahan kecil dalam kehidupannya, maka perubahan besar akan terjadi secara otomatis di kabupaten kita tercinta ini.
Sebagai seorang perantau yang kembali ke kampung halaman, saya memiliki tekad untuk berkontribusi dalam membangun Sijunjung, terutama dalam ranah pendidikan.
"Pendidikan adalah kunci perubahan, dan dengan program-program yang tepat, mindset masyarakat bisa berkembang ke arah yang lebih baik. Namun, upaya ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah," ujar Adhan Chaniago panggilan akrab Sekretaris PDPM Sijunjung itu.
Dia berharap pemerintah memberikan perhatian khusus bagi para perantau yang ingin kembali dan mewakafkan dirinya untuk memajukan kampung halaman.
"Jangan sampai semangat ini padam hanya karena proses birokrasi yang berbelit atau kurangnya apresiasi," tambahnya.
Jika pemerintah mempermudah urusan mereka, tentu lebih banyak perantau yang bersedia pulang dan membangun daerah ini bersama-sama. Sebaliknya, jika mereka tidak diberi ruang dan dukungan, maka potensi besar yang mereka bawa akan sia-sia.
Di usia yang ke-76 tahun ini, mari jadikan momentum bagi Sijunjung untuk bersatu, berprestasi, dan sejahtera. Tak ada perubahan besar yang bisa terjadi jika hanya bergantung pada satu pihak.
Pemerintah dan masyarakat harus saling mendukung. ASN tidak perlu takut terhadap kritik, karena kritik yang membangun adalah bahan evaluasi untuk perbaikan. Begitu pula pemerintah, harus lebih terbuka terhadap masukan dan aspirasi masyarakat.
"Mari kita jadikan Sijunjung sebagai kabupaten yang maju, berkembang, dan penuh harapan. Bersama, kita bisa," tutupnya.
#GP | Herman.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar