Kepala BKKBN Pusat DR(HC) dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) : Saya yakin penurunan Stuting bisa dicapai, karena Bupati dan Wakil Bupati Sijunjung sangat kompak. - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

Kepala BKKBN Pusat DR(HC) dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) : Saya yakin penurunan Stuting bisa dicapai, karena Bupati dan Wakil Bupati Sijunjung sangat kompak.

Senin, Mei 30, 2022



Sijunjung (SUMBAR).GP- Saya yakin program penurunan Stuting di Kabupaten Sijunjung bisa terwujud dengan baik dan lancar, karena Bupati dan Wakil Bupati Sijunjung saya lihat sangat kompak. Bila kedua pimpinan  kompak seperti ini,  biasanya apapun yang diprogramkan berlangsung dengan baik dan lancar.

Demikian Kepala BKKBN Dr (HC) dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG



(K) mengawali pengarahannya saat gebyar temu kader Kabupaten Sijunjung di gedung Pancasila, Muaro, Senin (30/5).


Kegiatan gebyar temu kader ini dihadiri Bupati, Forkopimda Sijunjung, Deputi Bidang Adpin BKKBN, Kepala  Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, OPD KB Kabupaten dan Kota se-Sumbar, Mitra Kerja Organisasi Profesi tingkat Provinsi Sumbar dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) terdiri dari Bidan, Kader PKK dan kader KB se Kabupaten Sijunjung.



Dalam pengarahannya Hasto, menyampaikan, bahwa sesuai dengan amanat Presiden RI, Bapak Joko Widodo menunjuk BKKBN sebagai Ketua Pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting pada Rapat Terbatas Percepatan Penurunan Stunting tanggal 28 Januari 2021. Selanjutnya terbit Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, serta Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) 2021-2024. Begitu cepat dan seriusnya Bapak Presiden untuk melakukan Percepatan Penurunan Stunting dengan target 14%.


"Saya apresiasi Sumatera Barat terkhusus juga Kabupaten Sijunjung telah menindaklanjuti Perpres dan Perban tersebut dengan telah dibentuk dan dikukuhkannya Tim Percepatan Penurunan Stunting sampai tingkat desa/kelurahan/nagari," lanjut Hasto.


Disebutkan Hasto, dari hasil SSGI 2021, prevalensi stunting Indonesia diangka 24,4. Sumatera Barat diangka 23,3 yang dibawah angka nasional, namun prevalensi stunting Kabupaten Sijunjung cukup tinggi dari nasional yaitu 30,1. Namun bukan hal yang mustahil Kabupaten Sijunjung bisa menurunkan angka stunting hingga 14 persen sesuai dengan target Bapak Presiden. Terlihat komitmen Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Sijunjung sampai dengan aktor utama atau ujung  tombak yaitu tim pendamping keluarga perannya sangat menentukan. 


"Kolaborasi Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari Bidan, Kader PKK dan Kader KB yang siap mendampingi keluarga beresiko stunting dan calon pengantin keluarga saya yakin bisa," tegasnya.


Diperkuat lagi Sumatera Barat sebagai salah satu provinsi dengan ketahanan pangan yang sangat baik, peran Ninik Mamak, Alim Ulama, Cerdik Pandai, Bundo Kandung serta Orang Rantau tentunya bisa membantu menyiapkan Generasi Sehat dan Cerdas di Sumatera Barat. Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi, intervensi paling menentukan adalah pada masa 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK).


"Jika masa ini diabaikan tentunya akan banyak dampak yang akan dirasakan oleh keluarga-keluarga memiliki anak stunting," ujar Hasto.


Menurut Hasto, kegiatan Road Show Mupen KB dan Pustaka Keliling sangat luar biasa, dengan menyampaikan materi edukasi terkait stunting tentunya memberikan pemahaman kepada masyarakat agar bisa menyiapkan anak-anak yang sehat dan cerdas.


Kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) tentunya juga sangat membantu keluarga-keluarga beresiko dari mulai catin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak hingga balita dengan keterbatasan memenuhi makanan bergizi, dibantulah oleh keluarga-keluarga sekitarnya dengan budaya gotong royong yang difasilitasi Pokja Kampung KB atau TPPS Kelurahan/Desa/Nagari. 



Pada kesempatan ini, kata Hasto,  kita berikan ATTG untuk kelompok UPPKA di Kampung KB Percontohan agar dapat membuat makanan yang sehat dan bergizi. Semua lintas sektor, mitra kerja dan seluruh komponen mari bekerjasama dalam upaya percepatan penurunan stunting di Sumatera Barat.


"Upaya membangun karakter bangsa guna menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional," ucap Hasto.


Oleh karena itu, dalam rangka membangun karakter bangsa diperlukan komitmen dan partisipasi dari berbagai komponen bangsa melalui pola pembinaan karakter mulai dari lingkungan keluarga, lembaga pendidikan sampai di lingkungan masyarakat. Indonesia Emas 2045 diumur Indonesia 100 tahun, sisa 23 tahun lagi tentunya suatu kewajiban kita bersama untuk mempersiapkan generasi yang sehat dan berkualitas.




Intervensi stunting harus kita mulai dari hulu yaitu kepada remaja dan calon pengantin, pastikan remaja-remaja memahami akan pentingnya kebutuhan gizi sejak dari remaja serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kemudian calon pengantin pastikan telah melakukan pemeriksaan kesehatannya di layanan kesehatan setempat, mendapatkan bimbingan perwakinan serta KIE dari petugas dilapangan atau pendamping keluarga. Lingkar lengan minimal 23,5  dan Kadar Hb minimal 12 harus dicapai catin perempuan. 


"Umur yang ideal menikah 21 tahun perempuan dan 25 laki-laki, Indeks Masa Tubuh yang ideal serta Tidak Merokok dan Tidak Terpapar Rokok salah satu indikator yang harus dipenuhi catin agar tidak melahirkan anak-anak stunting," tegas Hasto.


Selanjutnya, kata Hasto  pemantauan kepada Ibu hamil sampai punya anak baduta dapat dilakukan agar masa emas 1000 HPK berjalan optimal baik disisi kesehatan maupun pola asuh yang diterapkan. Kemudian Keluarga yang memiliki Pasangan Usia Subur pasca persalinan agar mendapatkan pelayanan KB agar dapat mengatur jarak kehamilan dari sebelumnya, sehingga optimal pengasuhan dan kasih sayang kepada anak yang dilahirkan. Hindari 4 T (teralu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu dekat).


"Terakhir anak yang dari lahir hingga umur balita pastikan mendapatkan ASI Ekslusif, makanan tambahan setelah umur lebih 6 bulan, imunisasi lengkap, pemberian vitamin serta memantau dan mendampingi tumbuh kembang anak secara optimal," harap Hasto.


Bupati Sijunjung pada kesempatan itu, mengucapkan selamat datang kepada Kepala BKKBN Bapak Dr.(HC) Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dan rombongan di Kabupaten Sijunjung Ranah Lansek Manih tercinta ini. Kabupate Sijunjung kaya akan potensi alam yang indah dan potensi budaya yang beragam. Sijunjung punya "Geopark Silokek" dan "Perkampungan Adat Padang Ranah". Kabupaten Sijunjung terdiri dari 8 kecamatan, 62 nagari dan satu desa, yang 26 nagarinya merupakan "Kampung KB".


"Terima kasih atas kehadiran peserta gebyar temu  kader KB se Kabupaten Sijunjung ini, dalam acara hari ini juga ada Pengukuhan dan Deklarasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) SE Kabupaten Sijunjung dan launching Dapur Sehat Atasi Stuting (Dashat), pelayanan KB MKJP, Audit Stuting serta orientasi tehnis ketahanan keluarga berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan) di Gedung Pancasila dan besok di Wahana Wisata Talabang Sakti, Kamang Baru," ungkap Benny.


Lebih lanjut Benny menyatakan, dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2022 tentang Percepatan penurunan Stuting, strategi yang perlu kita optimalkan adalah;

1). menurunkan prevalensi stuting,

2). meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan keluarga,

3). menjamin pemenuhan asupan gizi,

4). memperbaiki pola asuh,

5). meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dan,

6). meningkatkan akses air minum dan sanitasi.


Dengan acara gebyar temu kader se Kabupaten Sijunjung hari ini, adalah sebagai salah satu strategi meningkatkan dan terus memberikan motivasi kepada para kader. Kami menyadari kata Benny, kader sebagai ujung tombak di lapangan yang bekerja tidak kenal lelah dengan honor yang tidak sebanding dengan kerjanya.


Acara hari ini sebagai wujud terimakasih pemerintah daerah kepada seluruh kader, khususnya di 26 nagari Kampung KB Kabupaten Sijunjung, kegiatan temu kader ini dapat menjadi prioritas acara tahunan dalam program kependudukan dan keluarga berencana guna menjaga kesinambungan prgoram yang ada.


"Alhamdulillah, acara gebyar temu kader kita hari ini dihadiri Kepala BKKBN RI, Bapak Hasto Wardoyo dan rombongan," ungkap Benny.


Mengatasi Stuting di mulai dari dapur sehat, launching Dashat ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga beresiko Stuting, yakni keluarga memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stuting terutama dari keluarga kurang mampu. Sumbernya berupa pemanfaatan pangan lokal.


Program Dashat dimotori TPK sebagai ujung tombak di nagari masing masing, pendampingan sasaran keluarga beresiko stuting dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan, sehingga data real time dari aplikasi elsimil (aplikasi elektronik untuk calon pengantin dan ibu hamil) dapat kita menfaatkan bersama untuk percepatan penurunan Stuting.


#GP | Herman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HASIL PEMILU

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS