GOPARLEMENT.COM- Tito Karnavian kembali menjadi perbincangan hangat setelah polemik sengketa empat pulau antara Aceh dan Sumatera Utara mencuat ke publik. Meski keputusan awalnya menuai kontroversi, Tito menyatakan siap merevisi demi menghormati keputusan Presiden.
Keputusan awal Tito dianggap sepihak oleh sebagian pihak di Aceh, namun ia menjelaskan bahwa proses tersebut sudah berlangsung sejak lama. Setelah intervensi Presiden, Tito menyatakan kesiapannya menyesuaikan data resmi wilayah Indonesia.
Peran Tito sebagai Menteri Dalam Negeri tidak lepas dari perhatian publik. Ia dikenal aktif menangani berbagai isu strategis terkait wilayah dan administrasi dalam negeri. Pengalamannya di bidang keamanan memberi warna tersendiri dalam kebijakannya.
Selain jabatan Menteri, Tito juga dipercaya menjabat Wakil Ketua Komisi Kepolisian Nasional sejak 2024. Pengangkatan ini memperkuat posisinya sebagai tokoh kunci dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Karier Cemerlang di Kepolisian
Tito Karnavian memulai karier sebagai polisi usai lulus dari Akpol tahun 1987. Kiprahnya mencuat saat memimpin Densus 88 Anti-Teror yang menumpas jaringan Noordin M. Top dan Azahari.
Berbagai posisi penting ia emban, mulai dari Kapolda Papua hingga Kapolda Metro Jaya. Pengalamannya di lapangan membuatnya dikenal sebagai polisi taktis dan berani.
Pada 2016, Tito diangkat menjadi Kepala BNPT lalu menjabat Kapolri ke-23. Ia mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa atas keberhasilannya memberantas terorisme.
Kinerja Tito sebagai Kapolri dinilai berhasil membawa pembaruan institusional. Ia juga dikenal aktif menjalin kerja sama internasional dalam penanggulangan teror.
Menteri yang Penuh Prestasi
Pada Oktober 2019, Tito ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri di Kabinet Indonesia Maju. Ia menjadi salah satu menteri berlatar belakang Polri.
Di Kemendagri, Tito menangani banyak isu penting seperti reformasi administrasi dan batas wilayah. Ia juga mendorong peningkatan kapasitas aparatur daerah.
Salah satu isu sensitif yang dihadapinya adalah sengketa empat pulau Aceh-Sumut. Tito memilih sikap mengikuti keputusan akhir Presiden dan segera merevisi kebijakan.
Selain itu, Tito aktif mendorong digitalisasi pelayanan publik. Ia juga gencar memperkuat peran pemerintah daerah melalui pelatihan dan regulasi baru.
Sosok Intelektual dan Profesional
Selain polisi lapangan, Tito dikenal sebagai intelektual. Ia meraih gelar Master dan Ph.D. di luar negeri dengan fokus studi pada terorisme.
Ia lulusan University of Exeter dan Nanyang Technological University. Studi akademisnya memperkuat pendekatannya dalam menangani ancaman radikalisme.
Kemampuan analitis dan kepemimpinan Tito diakui luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Ia kerap menjadi rujukan dalam studi kebijakan keamanan.
Di pemerintahan, Tito memadukan pendekatan akademis dan praktis. Ini menjadikan kebijakan yang diambilnya lebih berbasis data dan analisis.
Baca Juga: Profil dan Biodata Immanuel Ebenezer, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Kabinet Merah Putih: Agama, Pendidikan
Biodata Lengkap Tito Karnavian
Nama lengkap: Muhammad Tito Karnavian
Tempat, tanggal lahir: Palembang, Sumatera Selatan, 26 Oktober 1964
Orang tua: Muhammad Saleh (ayah), Supriatini (ibu)
Agama: Islam
Istri: Tri Suswati
Anak: Via, Opan, Angga
Pendidikan:
Akpol, lulus 1987
Master of Arts di Police Studies, University of Exeter, Inggris
Ph.D. di Strategic Studies, Nanyang Technological University, Singapura
Karier dan Jabatan:
Memimpin Densus 88, Kapolda Papua, Kapolda Metro Jaya
Kepala BNPT (2016), Kapolri (2016–2019)
Menteri Dalam Negeri (2019–sekarang)
Wakil Ketua Kompolnas (sejak 2024)
Prestasi:
Penumpas Noordin M. Top dan Azahari
Kenaikan pangkat luar biasa
Penghargaan dari Kapolri
Pangkat Terakhir Jenderal Polisi bintang empat
Tito Karnavian adalah sosok penting dalam pemerintahan Indonesia, dikenal sebagai polisi intelektual dan profesional. Meski sempat menuai kontroversi, komitmennya terhadap penyelesaian damai sengketa wilayah menunjukkan kepemimpinan yang bijaksana.
Dengan latar belakang kuat di bidang keamanan dan akademik, Tito tetap menjadi figur sentral dalam dinamika politik dan birokrasi nasional.***
#CE | Sumber: LamonganTerkini.Com | Red






Tidak ada komentar:
Posting Komentar